PROCESS MODELLING
Pengertian Process
Modelling
Melansir dari IBM, Process
modelling atau pemodelan proses adalah proses pembuatan representasi grafis
dari proses bisnis atau aliran kerja beserta aktivitas terkait yang terjadi di
dalamnya. Melalui penggunaan process modelling, kita dapat membuat diagram atau
flowchart yang mendetail untuk memberikan pemahaman tentang berbagai aspek
dalam proses bisnis, antara lain:
- Peristiwa dan aktivitas: Process modelling
menggambarkan peristiwa dan aktivitas yang terjadi dalam aliran kerja. Hal
ini membantu untuk memahami urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses bisnis tersebut.
- Penanggung jawab dan inisiasi: Dalam
process modelling, kita dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab atau
memulai setiap peristiwa dan aktivitas dalam aliran kerja. Hal ini
membantu untuk memperjelas peran dan tanggung jawab dalam proses bisnis.
- Keputusan dan jalur alternatif: Process
modelling juga mencakup keputusan yang harus diambil dalam aliran kerja
dan jalur alternatif yang dapat diambil berdasarkan hasilnya. Ini membantu
dalam pemahaman tentang cabang-cabang yang mungkin terjadi dalam proses
bisnis.
- Alat yang digunakan: Process modelling
mencakup informasi tentang alat atau teknologi yang digunakan dalam proses
bisnis. Hal ini membantu untuk memahami bagaimana alat-alat tersebut
terintegrasi dalam aliran kerja.
- Waktu pelaksanaan: Dalam process
modelling, kita dapat menentukan jangka waktu dari keseluruhan proses
bisnis dan setiap langkah di dalamnya. Ini membantu dalam perencanaan
waktu dan pengaturan prioritas.
- Evaluasi keberhasilan dan kegagalan:
Process modelling juga dapat memberikan wawasan tentang tingkat
keberhasilan dan kegagalan dari proses bisnis. Hal ini membantu untuk
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan atau dioptimalkan.
Pemodelan proses
memiliki beberapa tujuan yang berguna dalam pengembangan perangkat lunak dan
analisis bisnis. Berikut adalah beberapa tujuan penggunaan model proses:
- Memvisualisasikan proses: Model proses
membantu tim dalam memvisualisasikan dan memahami berbagai proses yang
sedang dibahas. Dengan menggunakan diagram atau flowchart yang disediakan
oleh model proses, tim dapat memiliki gambaran yang jelas tentang
bagaimana proses berjalan, langkah-langkah yang terlibat, dan interaksi
antara elemen-elemen proses.
- Meningkatkan kinerja proses: Dengan
menganalisis model proses yang ada, tim dapat mengidentifikasi area yang
memerlukan perbaikan atau peningkatan kinerja. Model proses membantu dalam
mengidentifikasi langkah-langkah yang tidak efisien, redundansi, atau bottleneck
dalam proses bisnis, sehingga tim dapat merancang solusi untuk
meningkatkan kinerja proses tersebut.
- Merancang proses bisnis baru: Model proses
juga digunakan untuk merancang proses bisnis yang baru. Dengan memahami
proses yang ada dan melihat peluang perbaikan, tim dapat menggunakan model
proses sebagai panduan untuk merancang alur kerja yang lebih efisien dan
efektif.
- Membuat proses berulang: Model proses
digunakan untuk membuat proses berulang yang dapat diaplikasikan dalam
fungsi bisnis yang sering dilakukan. Dengan menggambarkan alur kerja dalam
model proses, proses berulang dapat ditetapkan secara jelas dan dapat
dijalankan dengan konsistensi.
Pemodelan proses tidak
selalu dilakukan secara manual. Ada algoritma data mining yang menggunakan data
log peristiwa untuk membangun model alur kerja secara otomatis. Pendekatan ini
memastikan bahwa model proses didasarkan pada data kuantitatif yang objektif
dan menggambarkan alur kerja yang sebenarnya.
Pemodelan proses dapat
dilakukan dengan berbagai metode, seperti Data Flow Diagram (DFD), Business
Process Modelling Notation (BPMN), dan Activity Diagram dalam Unified Modelling
Language (UML). Dalam DFD, terdapat dua jenis proses, yaitu Logical DFD yang
menggambarkan proses tanpa menentukan bagaimana proses dilakukan, dan Physical
DFD yang menggambarkan model proses secara lebih rinci dengan menentukan
langkah-langkah yang terlibat.
Context Diagram
Context diagram adalah
sebuah diagram yang digunakan untuk menggambarkan konteks suatu sistem atau
proses. Diagram ini memberikan gambaran visual tentang entitas yang sedang
dipelajari, dengan fokus pada interaksinya dengan komponen eksternal yang
terkait.
Tujuan dari context
diagram adalah untuk memperjelas lingkup sistem atau proses yang sedang
dianalisis, memperlihatkan batasan-batasan yang ada, serta menunjukkan hubungan
dengan elemen-elemen eksternal seperti pemangku kepentingan atau sistem
lainnya. Dalam context diagram, entitas yang sedang dipelajari ditempatkan di
tengah diagram, sementara komponen eksternal yang berinteraksi dengan entitas
tersebut ditempatkan di sekitarnya.
Study Case
Pada study case ini , akan dianalisis Proses
modelling: Proses Pembayaran Belanja di Transmart dengan Menggunakan aplikasi
Allo Bank.
Berikut merupakan contoh diagram flow dan konteks model Proses Pembayaran Belanja di Transmart Pakai aplikasi Allo Bank
DFD level 1
REFERENSI
- https://fajarbaskoro.blogspot.com/2023/04/apsi-process-modelling.html
- https://badoystudio.com/contoh-dfd/
- https://glints.com/id/lowongan/process-modelling-adalah/
Komentar
Posting Komentar